Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah

Jumat, 22 Mei 2015

-Inilah Cara Menghilang dari Hidupmu-

Bila kau memang sungguh tak menghendaki lagi hadirku,
aku takkan meminta lebih,
aku takkan memaksa sampai membuat hatiku sendiri perih.
Maka inilah caraku untuk menghilang dari hidupmu :
Aku takkan lagi mengucapkan “selamat pagi, jgn lupa sarapan”
Aku takkan lagi mengingatkanmu untuk sembahyang lima waktu seperti dulu
……
Aku akan mencobanya agar kau ttahu sungguh aku mampu menghilang dari hidupmu
NAMUN..
Aku tak bisa berjanji takkan lg ada rindu
Aku tak bisa berjanji takkan lg ada doa-doa untukmu
Aku tak bisa berjanji bahwa harapku diam diam masih selalu tertuju padamu
Aku tak bisa.
Karena barangkali setelah ini, aku akan berjalan saja.
Bukan berlari, apalagi mengingkari isi hati.
Aku akan berjalan mengikuti apapun yang ditakdirkan Tuhan.
KARENA menghilang dari hidupmu bukan berarti secepat itu mampu tidak mencintaimu

Jumat, 13 Februari 2015

I Will Protect You (Ji Chang Wook) - Ost Healer


바라만 봐도 가슴이 아린 사람
baraman bwado gaseumi arin saram
눈을 감으면 사라질까 두려워져
nuneul gameumyeon sarajilkka duryeowojyeo

한 걸음 조차 멀어질 수 없어서
han georeum jocha meoreojil su eobseoseo
오늘도 그대 곁을 이렇게 서성이죠 내 사랑
oneuldo geudae gyeoteul ireoke seoseongijyo nae sarang

돌아보지 않아도 나 여기에 서 있어요
doraboji anhado na yeogie seo isseoyo
언제라도 그대가 나의 품에 기댈 수 있게
eonjerado geudaega naui pume gidael su itge

가슴에 안고 싶은 사람아
gaseume ango sipeun sarama
보낼 수가 없는 사람아
bonael suga eomneun sarama
너의 슬픈 눈물은 내가 다 가져갈게
neoui seulpeun nunmureun naega da gajyeogalge
세상에 단 한 사람 나를 웃게 해준 너니까
sesange dan han saram nareul utge haejun neonikka
이젠 울지 마요 내가 그댈 지켜줄게요
ijen ulji mayo naega geudael jikyeojulgeyo

고마운 사람 차가웠던 내 손을
gomaun saram chagawotdeon nae soneul
따뜻하게 잡아준 그 사람 그대였죠
ttatteutage jabajun geu saram geudaeyeotjyo

숨을 쉬고 있어도 사는 게 아닌 거겠죠
sumeul swigo isseodo saneun ge anin geogetjyo
그댈 볼 수 없다면 아무 의미 없는 나라서
geudael bol su eopdamyeon amu uimi eomneun naraseo

가슴에 안고 싶은 사람아
gaseume ango sipeun sarama
보낼 수가 없는 사람아
bonael suga eomneun sarama
너의 슬픈 눈물은 내가 다 가져갈게
neoui seulpeun nunmureun naega da gajyeogalge
세상에 단 한 사람 나를 웃게 해준 너니까
sesange dan han saram nareul utge haejun neonikka
이젠 울지 마요 내가 그댈 지켜줄게요
ijen ulji mayo naega geudael jikyeojulgeyo

또 다른 사랑은 없죠
tto dareun sarangeun eobtjyo
시간이 흘러도 세상이 변해도 그대만을
sigani heulleodo sesangi byeonhaedo geudaemaneul

난 혼자 아파해도 괜찮아 
nan honja apahaedo gwaenchanha 
널 위해서라면 괜찮아
neol wihaeseoramyeon gwaenchanha
너의 아픈 상처도 내가 다 안아줄게
neoui apeun sangcheodo naega da anajulge
세상에 단 한 사람 나를 웃게 해준 너니까
sesange dan han saram nareul utge haejun neonikka
이젠 울지 마요 내가 그댈 지켜줄게요
ijen ulji mayo naega geudael jikyeojulgeyo

사랑해요 그대 영원히 내 곁에 있어요
saranghaeyo geudae yeongwonhi nae gyeote isseoyo


Just by looking, the person who makes my heart ache
I’m afraid you’ll disappear if I close my eyes

I can’t take a single step away from you
So again today, I’m pacing back and forth by your side, my love

Even if you don’t turn around, I’m standing right here
So you can always lean on me, whenever you want

The person I want to embrace in my heart
The person I can’t let go
I’ll take away all your sad tears
The one person in the world who makes me smile is you
So don’t cry anymore, I will protect you

The person I’m thankful for
The person who warmly held my cold hands
It was you

Even if I breathe, I wouldn’t be living
If I can’t see you, there is no meaning

The person I want to embrace in my heart
The person I can’t let go
I’ll take away all your sad tears
The one person in the world who makes me smile is you
So don’t cry anymore, I will protect you

There is no other love
Even after time passes
Even if the world changes
It’s only you

It’s okay even if I’m in pain alone
If it’s for you, it’s okay
I will embrace all of your painful scars
The one person in the world who makes me smile is you
So don’t cry anymore, I will protect you

I love you, be by my side forever



Hanya dengan melihat orang yang membuat hatiku sakit
Aku takut kamu akan menghilang jika aku menutup mataku
Aku tidak bisa mengambil sebuah langkah yang menjauh darimu
Jadi pada hari ini lagi, aku ada di sisimu, cintaku

Bahkan jika kamu gak ada disini, aku selalu berdiri disini
Jadi kamu selalu bisa bersandar padaku, kapanpun kamu mau
Orang yang ingin ku rangkul di hatiku
Orang yang tidak bisa aku tinggalkan
Aku akan menghilangkan semua tangisanmu

Satu-satunya orang yang ada di dunia ini yang membuatku tersenyum
Jadi jangan menangis lagi, aku akan melindungimu
Orang yang kepadanyalah aku berterimakasih
Orang yang menghangatkan tanganku yang dingin
Itu adalah kamu

Bahkan jika aku bernafas, aku tidak mau tinggal
Jika aku tidak bisa melihatmu, itu tidak ada artinya
Orang yang ingin ku rangkul di hatiku
Orang yang tidak bisa aku tinggalkan

Aku akan menghilangkan semua tangisanmu
Satu-satunya orang yang ada di dunia ini yang membuatku tersenyum
Jadi jangan menangis lagi, aku akan melindungiku
Tidak akan ada lagi cinta yang lain
Jika itu untukmu, gak apa-apa

Aku akan merangkul semua rasa sakitmu
Satu-satunya orang yang ada di dunia ini yang membuatku tersenyum
Jadi jangan menmangis lagi, aku akan melindungimu
Aku mencintaimu, tetaplah di sisiku selamanya

***Indonesian translate by salmaknowledge.blogspot.com

Kamis, 27 November 2014

"KETIKA SEORANG WANITA SIAP MENIKAH"

Ketika seorang wanita sudah siap lahir dan batin..
Maka keinginannya adalah berharap hadirnya
seorang lelaki yang baik bagi dirinya.

Maka keinginannya adalah berharap
akan menjadi seorang isteri yang baik bagi
suaminya.

Ia sangat merindukan datangnya seorang lelaki
yang berani meminangnya.

Yang akan membawanya menuju pintu gerbang
sebuah pernikahan.

Ia berharap seorang lelaki yang punya komitmen
untuk menjadikan dirinya sebagai makmumnya.

Bukan berharap hadirnya seorang lelaki yang
hanya ingin mempermainkanny a.

Bukan berharap hadirnya seorang lelaki yang
hanya pintar memujinya.

Bukan berharap hadirnya seorang lelaki yang
hanya pintar merayunya.

Bukan berharap hadirnya seorang lelaki yang
hanya pintar memanjakannya.

Bukan berharap hadirnya seorang lelaki yang
hanya ingin memacarinya.

Akan tetapi..
Ia sangat memimpikan seorang calon pemimpin
dalam rumah tangganya. Yang mau menuntunnya
menjadi seorang Wanita untuk menyempurnakan
ibadahnya.

Yang mampu
menjadikan dirinya menjadi seorang Wanita mulia
di hadapan
Rabbnya.

Yang mampu menjadikan dirinya menjadi seorang
Wanita yang mengabdi
kepada suaminya.

Karena ia sadar bahwa itulah jalan yang akan
membawanya menuju
Ridha-Nya.

Yang akan mengantar dirinya menuju Surga-Nya.
Semoga Allah berikan kita
pendamping terbaik
pilihanNya.

Aamiin Ya Robbal'alamiin. .

By:Nuri Maulida

Rabu, 01 Oktober 2014

BEGINILAH CARA YANG BENAR DARI SEORANG SUAMI YANG MENCINTAI ISTRINYA

1. SUAMI selalu menggandeng tangan istrinya saat berjalan, jikapun satu tangan jg tak bisa menggandeng krn suatu hal, SUAMI selalu meminta istrinya yg menggandeng tangannya. Alasannya dia bertanggung jawab atas jalan istrinya supaya selalu aman.
2. SUAMI selalu mencium kening istrinya disaat-saat tertentu, sebelum & sepulang bekerja, sebelum dan sesudah tidur. Alasannya sebagai tanda bahwa dialah pelindung & penenang istrinya agar istrinya selalu merasa nyaman
3. SUAMI tidak pernah berteriak pd istrinya, alasannya suara yang keras dari suami utk istrinya adalah cambuk yang menyakitkan.
4. SUAMI tdk prnah mencela dan memaki istrinya sebesar apapun kesalahan yang diperbuat alasannya makian dan celaan bukan kata yang bijak mengajarkan kebenaran.
5. SUAMI selalu memeluk dan membelai istrinya jika istrinya berbuat salah, alasannya mulut dan perbuatan istri adalah tanggung jawab suami, bila istri sampai tidak terkontrol itu adalah salah suami, sebab itu dia selalu memeluk dan membelai istrinya sambil berkata "maafkan ayah, lain kali jangan kamu ulangi kesalahan itu lagi, jadilah istri yang beriman dan baik, salahkan ayah saja".
6. SUAMI selalu bangun sebelum dan berangkat tidur setelah istrinya, alasannya kewajibannyalah utk melindungi hidup istrinya dimulai saat bangun tidur dan sampai αƙαn tidur, itulah janji suami pd istrinya.
Semoga para lelaki Yang membaca Coretan Ini Dapat Mencintai Istrinya Sepenuh Hati dan Bisa menerima Kekurangan Istrinya.
Aamiin

By:https://www.facebook.com/batikprasetyo.co.id?fref=nf

Jumat, 04 April 2014

Waktu yang Tepat untuk Melupamu, Tak akan pernah ada.



Waktu yang Tepat untuk Melupamu

Kupikir waktu yang tepat untuk melupamu
adalah saat hatiku tepatku buat sakit karena memutuskanmu
sampai rasanya begitu sekarat
dan tak mampu bangkit.

Namun aku salah.
Sesuatu yang terlalu dipaksa
terkadang tak mampu berhasil dengan sempurna.

Kupikir waktu yang tepat untuk melupamu
adalah saat kau sudah pergi dan berlalu.
Aku akan terbiasa sendiri dan membiasakan diri akan ketidakhadiranmu.

Namun itupun ternyata bukan waktu yang paling tepat.
Karena ketika kau jauh,
rinduku menjadi sungguh terlalu.

Kupikir lagi,
waktu yang paling tepat untuk melupamu
adalah saat kau sudah bersama dia yang baru.
Karena aku tak mampu membohongi diriku
bahwa bahagiamu yang bukan karenaku adalah sakit yang terlalu.
Sesak, sampai aku sulit bernafas.
Dan ternyata sama saja.
Itupun bukan waktu yang paling tepat.

Tidak. Karena aku tak amnesia.
Tak bisa kupaksakan diri untuk membencimu dengan terlalu,
karena jika hanya demi kenangan yang harus kulupakan,
aku masih percaya keajaiban Tuhan.

Kurasa setiap orang tetap mampu bahagia,
walau apapun aral yang melintang, asal kita bisa menghadapinya sama-sama.

Kurasa setiap orang masih mampu untuk tersenyum,
walau ada kenangan manis yang tak lagi ada di hidup mereka saat ini.

Dan kurasa,
waktu yang tepat untuk melupakanmu
Tak akan pernah ada..

Aku (Telah) Berpindah

Aku memang telah berpindah
Dari kuat dan perkasa
Menjadi selemah-lemahnya wanita
Aku memang telah berpindah
Dari menginginkanmu selalu setia
Menjadi hanya ingin kau baik-baik saja
Walau kau ada di sana
Jauh dari tempatku berada
Aku memang telah berpindah
Dari selalu mendoakan abadinya kebersamaan kita
Menjadi hanya bahagiamu semata
Aku memang telah berpindah
Dari mengaku rindu dan menawarkan temu
Menjadi hanya sekedar mengucap doa-doa
Aku memang telah berpindah
Dari berusaha begitu kerasnya
Sampai hanya ikhlas dan melihat ke arah mana Tuhan menuntun kita
Aku memang telah berpindah
Dari hanya sekedar cinta
Menjadi cinta luar biasa.
: Cintaku padamu telah menjadi begitu luar biasa

Sebelum Keheningan

Inilah kebiasaan baik yang biasa kita lakukan setiap malam hari
: Bicara. Tertawa. Berpikir bersama.
Namun malam ini, tiba-tiba ada yang terbentur begitu kerasnya
: inginmu dan isi kepalaku.
Sayang, sebelum keheningan menelan semua kesempatan baikku
Izinkan aku berucap beberapa kata saja
Bila aku tidak berkata ‘ya’ pada apapun yang begitu kau ingin saat ini
Percayalah itu bukan karena aku tidak percaya pada apapun yang kau punya
Aku mencintaimu sepenuh hatiku
Dan seiring itu, aku mempercayaimu lebih dari apa yang bisa kutunjukkan.
Bila aku tidak selalu setuju pada apapun yang ada dalam tekadmu
Percayalah itu bukan karena dukunganku beralih arah menjadi tidak lagi menuju
Aku mencintaimu sepenuh hatiku
Dan seiring itu, aku tahu hidup lebih dari sekedar perihal hasrat dan napsu
Ada tanggung jawab dan logika
Yang seharusnya lebih mengisi isi semesta.
Maka, sebelum keheningan menelan malam dan cintaku kauragukan,
Ingatlah bahwa kita pernah diuji hal-hal yang lebih besar dari sekedar keraguan, ketidakpastian, kekecewaan.
Dan bila saat itu kita mampu baik-baik saja, mengapa sekarang harus menjadi tidak?

(Tidak) Selalu Ada

Kepada pria di ujung kota sana,
Ragaku memang tak selalu ada,
namun doa-doaku atasmu selalu setia.
Kita memang tidak selalu berjumpa,
namun rinduku padamu adalah serupa harta yang selalu kujaga.
Kata-kata dari bibirku memang tidak selalu manis terdengar di telinga,
namun segala lafadz kebaikan tetap saja setia menuju tuannya.
Puisiku memang tidak selalu perihal bahagia,
namun percayalah bahkan dalam duka pun aku selalu lupa untuk tidak mengingat sebuah nama
: namamu.
Aku memang tidak selalu ada,
namun Tuhan menganugerahi aku setia.
Semoga kau juga.
Semoga kita sama.

Menikah atau belum, kalian harus baca yang ini

Ketika aku tiba di rumah malam itu, istriku sedang menyiapkan makan malam. Aku memegang tangannya dan berkata, “Aku ingin membicarakan sesuatu.” Dia duduk dan makan dengan tenang. Sekali lagi aku melihat ada luka di matanya, namun aku tidak tahu itu apa.
Aku ingin bicara, tapi aku merasa bingung harus mulai dari mana. Akhirnya aku berkata, “Aku ingin bercerai.” Dia tampaknya tidak terganggu oleh kata-kataku, bahkan dia hanya bertanya dengan lembut. “Mengapa?”
Aku menghindari pertanyaannya. Hal ini ternyata membuatnya marah. Dia membuang sumpit dan berteriak padaku, “kau bukan laki-laki!”
Malam itu , kami tidak berbicara satu sama lain. Dia menangis. Aku tahu dia ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.
Aku memiliki Jane sekarang. Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya mengasihaninya!
Dengan perasaan yang amat bersalah, aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil kami, dan 30 % saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan merobek-robeknya!
Wanita yang telah menghabiskan sepuluh tahun hidupnya denganku telah menjadi orang asing. Aku merasa kasihan padanya karena waktu dan energinya sudah terbuang…
Tapi aku tidak bisa menjilat ludahku sendiri karena aku mencintai Jane. Akhirnya ia menangis dengan keras di depanku, yang sebenarnya sudah menjadi harapanku.
Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan….
Ide perceraian yang telah membuatku terobsesi selama beberapa minggu terakhir tampaknya lebih jelas sekarang.
Keesokan harinya, aku kembali ke rumah larut malam, dan menemukan dia menulis sesuatu di meja . Aku tidak makan malam tapi langsung tidur dan tertidur sangat cepat karena aku lelah setelah seharian bersama Jane. Ketika aku bangun, dia masih di posisinya semula. Aku tidak peduli dan tertidur lagi.
Di pagi hari dia memberitahu sesuatu yang cukup janggal, sebagai permintaannya sebelum kita bercerai. Dia meminta agar dalam satu bulan sebelum bercerai, kami berdua harus berhubungan seperti biasa. Alasannya sederhana: anak kami akan menghadapi ujian di sekolahnya dalam waktu satu bulan dan dia tidak ingin mengganggunya dengan kabar buruk.
Tapi dia memiliki permintaan lain lagi. Dia memintaku untuk menggendongnya setiap pagi, seperti saat aku membawanya ke kamar pengantin pada hari pernikahan kami….
Dia meminta agar setiap hari selama sebulan aku bisa menggendong dia keluar dari kamar tidur ke pintu depan. Aku pikir dia sudah gila . Namun, karena ini merupakan hari-hari terakhir kami bersama-sama, aku menerima permintaannya yang aneh itu.
Aku bilang Jane tentang kondisi ini. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Tidak peduli apa trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi perceraian ini,” ia mencemooh.
Aku dan istriku tidak pernah kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu secara eksplisit. Jadi ketika aku menggendongnya keluar pada hari pertama, kami berdua tampak canggung.
Anak kami menepuk punggung kami, “Ayah membopong ibu,” kata-katanya melahirkan rasa sakit di hatiku.
Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan lebih dari sepuluh meter dengan ia dalam gendongan tanganku. Dia menutup matanya dan berkata lembut, “jangan memberitahu anak kita tentang perceraian”.
Aku mengangguk, merasa agak kesal. Aku menurunkannya di luar pintu. Dia pergi untuk menunggu bus untuk bekerja. Aku pergi sendirian ke kantor.
Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebahkan diri di dadaku. Aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa sudah lama aku tidak pernah begitu memperhatikannya….
Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi. Ada kerutan halus di wajahnya. Rambutnya mulai beruban…
Pernikahan kami telah membuatnya jadi korban. Untuk sesaat aku bertanya-tanya apa yang telah kulakukan padanya.
Pada hari keempat, ketika aku mengangkatnya, aku merasakan keintiman itu kembali. Ini adalah wanita yang telah memberi sepuluh tahun hidupnya untukku. Pada hari kelima dan keenam, aku menyadari bahwa keintiman kami mulai tumbuh lagi. Aku tidak memberitahu Jane tentang hal ini.
Setelah hampir sebulan, menjadi lebih mudah untuk menggendongnya. Mungkin latihan sehari-hari membuat aku lebih kuat.
Dia memilih apa yang akan dikenakan pada suatu pagi. Lalu ia menghela napas, “semua gaunku telah membesar.”
Aku tiba-tiba menyadari bahwa tubuhnya begitu kurus. Itulah alasan mengapa aku bisa membopongnya dengan ringan.
Sontak aku tersadar, dia telah mengubur begitu banyak rasa sakit dan kepahitan di dalam hatinya. Tanpa sadar aku mengulurkan tangan dan menyentuh kepalanya.
Anak kami masuk pada saat itu dan berkata, “Dad, saatnya untuk membawa ibu keluar.” Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian penting dari hidupnya. Istriku menunjuk ke anak kami untuk mendekat dan memeluknya erat-erat.
Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada menit terakhir ini. Aku kemudian membopongnya, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras.
Tangannya merangkul leherku dengan lembut dan alami. Aku menyangga badannya dengan kuat. Persis seperti hari dimana kami menikah.
Tapi berat badannya yang semakin ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir, ketika aku memeluknya dalam pelukanku, aku hampir tidak bisa bergerak selangkahpun. Anak kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya dengan kuat dan berkata, “aku tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra.”
Aku pergi ke kantor. Melompat keluar dari mobil tanpa sempat mengunci pintu. Aku takut aku akan berubah pikiran.
Aku menemui Jane, dan berkata, “maaf, Jane. Aku tidak ingin bercerai lagi. Dia menatapku heran, dan kemudian menyentuh dahiku. “Kau kenapa?” tanyanya.
Aku lepaskan tangannya dari dahiku. “Aku tidak ingin bercerai,” kataku. Aku lalu bercerita kalau kehidupan rumah tanggaku berantakan bukan karena kami tidak saling mencintai lagi, tapi karena kami kurang menghargai detail-detail dalam kehidupan kami…
Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku membawanya ke rumah pada hari pernikahan kami, aku seharusnya memeluknya sampai kematian memisahkan kita.
Jane terlihat kaget. Dia menamparku dengan keras dan membanting pintu. Ia menangis. Aku menuruni tangga dan pergi.
Di toko bunga di jalan, aku membeli karangan bunga untuk istriku. Pramuniaga bertanya kata-kata apa yang ingin kutulis dalam kartu. Aku tersenyum dan menulis, “aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian memisahkan kita.”
Malam itu aku tiba di rumah, bunga di tanganku, senyum di wajahku. Aku berlari naik tangga hanya untuk menemukan istriku di tempat tidur. Dia meninggal.
Istriku telah berjuang selama berbulan-bulan melawan kanker tapi aku begitu sibuk dengan Jane. Dia tahu bahwa dia akan segera meninggal dan ia ingin agar anakku tidak menyalahkanku karena aku ingin bercerai. Setidaknya, di mata anak kami, aku suami dan ayah yang penuh kasih…

http://www.rodazaman.info/inspirasi-motivasi/kisah-inspiratif/menikah-atau-belum-kalian-harus-baca-yang-ini/

Selasa, 14 Januari 2014

Dialog Sore tentang Memasak

Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah tulisan yang aku buat, ada komentar yang bilang gini :

Hanya pria-pria yang sedang jatuh cinta yang bisa nulis hal-hal manis tapi ga realistis kaya gini. Seumur-umur baru tau ada pria yang ga mempermasalahkan kalau calon pasangannya ga bisa masak.

Tidak 100% salah, dan tidak 100% benar. Teman baik saya membaca komentar itu dan tertawa. Dia bertanya, "Bagaimana pendapatmu, Gun?"

Aku?

Aku memastikan pertanyaan temanku itu. Tidak masalah. Maksudku, tidak masalah pendamping hidupku nanti tidak bisa memasak. Itu bukan hal yang sangat utama dalam rumah tangga, namun tidak bisa disangkal bahwa di Indonesia, paradigma seperti itu (seorang perempuan/istri harus bisa memasak) telah menjadi pandangan umum dan dianggap benar. Jadi, jika ada sesorang istri yang tidak bisa memasak, dianggap kesalahan fatal oleh masyarakat umum.

"Aku tanya,bagimu sendiri bukan secara umum?", dia menegaskan.

"Aku tidak masalah", aku menegaskan jawabanku.

Temanku diam. Lalu menanyakan alasan.

Dalam alasan ini, aku harus berbagi sedikit cerita. Kalau tidak salah, salah satu cerita dari mbak Asma Nadia. Pada satu hari dia memasak untuk suaminya dan ketika selesai, keduanya telah dimeja makan. Suaminya bertanya. Untuk memasak ini dia butuh waktu berapa jam. Dijawabnya dua jam. Suaminya bertanya lagi. Dalam dua jam, berapa cerpen yang bisa ditulis. Dia menjawab kira-kira dua cerpen. Suaminya tersenyum dan bilang, besok-besok lebih baik menggunakan waktunya untuk menulis saja agar lebih produktif. Memasak biar diurus yang lain.

Ada cerita lain. Seorang perempuan yang dinikahi oleh pemuda lalu diajak ke luar negeri. Di sana, masih dengan paradigma yang dibawa. Sang perempuan memasak, mencuci, membersihkan rumah sepanjang waktu, menyetrika. Lalu pada suatu hari suaminya melihat itu dan bersedih. Dia mengatakan kepada istrinya agar besok istrinya tidak perlu lagi melakukan semua itu dan meminta istrinya untuk melanjutkan sekolah. Belajar untuk masuk ke sekolah S2 lanjutan di negeri itu. Istrinya bingung mendengar perintah suaminya. Bukankah itu tugas istri di rumah. Pikirnya begitu. Suaminya menjawab, tidak itu bukan tugas istri. Dia mengatakan, istrinya harus memiliki waktu untuk hal yang lebih produktif dan lebih berkualitas untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahliannya. Kebetulan istrinya juga seorang ‘tukang gambar’ saat itu. Suaminya memintanya agar bisa memanfaatkan waktunya untuk melatih keahliannya itu. Urusan rumah tangga, suaminya memutuskan menyewa pembantu. Istrinya yang masih bingung itu menangis. Menangis bahagia tentunya. 1001 laki-laki yang berpikir seperti itu saat ini.

Temanku manggut-manggut. Bertanya lagi, jadi kamu ingin menjadi laki-laki yang berpandangan seperti itu?

"Iya", jawabku.

"Lalu bagaimana dengan paradigma yang sudah ada?", tanyanya.

Mmmm …. memang sulit mengubahnya. Aku memang tidak menjadikan pandai memasak sebagai kriteria, meskipun aku suka makan nantinya. Pun, nantinya kalau aku mendapati istriku tidak bisa memasak, tidak akan menjadi masalah besar. Kalau aku mendapati istriku bisa memasak, anggap saja itu anugerah. Dia boleh menentukan waktunya. Kalau memang dia senang dan asyik memasak, tidak perlu dilarang juga kan.

"Jadi intinya apa, Gun?".

"Intinya sih, bisa atau tidak soal memasak. Tidak menjadi prioritas bagiku. Biar nanti istriku menggunakan waktunya lebih produktif. Untuk hal-hal yang lebih bemanfaat besar bagi keluarga dan orang lain. Sekolah untuk meningkatkan ilmunya misalnya, atau melakukan keahliannya/kesukaannya. Mengembangkan potensinya."

"Yakin nih?", tatapnya tidak percaya.

"Kita buktikan saja nanti. Oh iya, ini bagiku ya dan ini pemahaman yang aku miliki. Jadi, tidak ada yang boleh protes. Haha. Di luar sana mungkin orang lain berpikir berbeda denganku. Keahlian memasak bukanlah hal yang harus dan wajib bagi perempuan, tapi laki-laki juga bisa memilikinya. Intinya adalah bagaimana menjadikan waktu yang dimiliki istri nanti tidak habis untuk hal-hal yang kurang produktif. Dan ini tidak hanya menyangkut soal memasak, tapi aktivitas lain yang dalam paradigma yang ada.Jika memasak baginya adalah kesukaan dan menjadikannya produktif, tentu lain masalah kan?"

Pembicaraan ini ditutup oleh adzan ashar.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bandung, 14 Januari 2014
(c)kurniawangunadi
setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam masalah ini, tidak ada salahnya kan :)

Selasa, 31 Desember 2013

happy anniversary

Walau kita telah lupa kapan pertama kali kita bertemu, pertama kali mengikat janji sebagai sepasang kekasih, tapi kita telah melalui banyak hal, menangis, tertawa, bersedih, gebira, terluka, bahagia. dengan mu aku temukan hidup lagi, happy anniversary.
Gak terasa hari ini tepat 1 tahun ya, semoga saja sampai tahun yang akan datang dan seterusnya kita selalu bersama dan berharap kita bisa sampai ajal menjemput.. Amiin.. 

I Love U...


Maaf aku masih belum bisa membahagiakanmu. :*

Selamat akhir tahun syang..
welcome 2014

milanku

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]