Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah

Kamis, 31 Januari 2013

“Separuh Jiwaku Pergi”

Cinta Sejati - BCL (Ost Habibie & Ainun)

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita


Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesunyian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Seorang yang begitu pintar dan brilian, orang yang sangat mencintai keluarganya, sangat mencintai istrinya dan menorehkan jasa luar biasa pada negeri tercinta. Siapa lagi kalau mantan Presiden RI, B.J. Habibie. 

Ibu Ainun sangat mencintai Pak Habibie begitu pun sebaliknya Pak Habibie pun sangat mencintai Ibu Ainun. Saat terakhir kehidupan Ibu Ainun di rumah sakit Jerman, Ibu Ainun masih memperhatikan Pak Habibie. Ketika Pak Habibie menanyakan apa yang kau takutkan, operasi? Bu Ainun menggeleng karena di mulutnya terpasang selang jadi menjawab dengan isyarat. Lalu apa yang kau takutkan, aku? Bu Ainun mengangguk. Takut aku lupa makan dan minum obat? Bu Ainun pun mengangguk kembali. Walau Bu Ainun bergelar serang dokter namun beliau lebih mendedikasikan kehidupannya untuk melayani suami dan keluarganya. Subhanallah..

Pak Habibie sangat kehilangan sosok yang ia cintai dan ia sayangi selama 48 tahun 10 hari. Setelah kepergian Ibu, Bapak serasa melihat Ibu ada di setiap sudut matanya. Ibu terlihat dimana-mana. Bapak seperti orang yang linglung, karena selama kehidupannya tidak ada satu tempat pun tanpa kehadiran Ibu. Bapak merasa separuh jiwanya telah pergi bersama kepergian Ibu.

Peran Bu Ainun begitu kental dalam keseharian Pak Habibie dalam menjalani rutinitasnya sebagai seorang yang sangat sibuk. Saat Bapak harus mengerjakan laporan sampai larut malam, Ibu menemani Bapak dengan membaca Al Quran minimal 1 juz per hari. Di saat Bapak memberikan laporan pertanggungjawaban di hadapan MPR, DPR saat menjabat Presden RI, Ibu memberikan kertas yang berisi cuplikan ayat-ayat AlQuran dan Ibu mengiringi dengan doa di rumah. Pak Habibie menemani Bu Ainun selama menjalani perawatan dan penyembuhan di rumah sakit tanpa sehari pun meninggalkan Ibu. Shalat pun dilakukan dengan berjamaah, Bapak menjadi imam dengan membisikan bacaan di telinga Ibu.

Pasangan yang begitu mencintai orang yang ia cintai dan ia pun dicintai oleh orang yang mencintainya. Sebuah cinta sejati yang dipisahkan sampai ajal menjemput. Sebuah cinta yang memberikan begitu banyak inspirasi bagi pasangan muda yang sedang belajar membangun dan mencari bentuk cinta sejati. Kisah suami yang sangat memperhatikan kebutuhan istrinya, apa yang diinginkan istrinya, apa yang diharapkan istrinya dengan landasan ingin membuat istrinya bahagia dan sangat tidak menginginkan istrinya terluka. Suami yang berusaha untuk selalu memahami dan melayani istri dengan sangat baik. Istri yang penuh perhatian, penyayang, mengutamakan kepentingan keluarga membuat sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Pilar lain yang sangat penting dalam rumah tangga adalah komitmen, pengertian, saling percaya, saling melengkapi, kasih sayang dan cinta antara suami dan istri. Suami harus selalu belajar untuk menjadi suami yang menjadi panutan dan suri tauladan anak dan istri. Suami harus ringan tangan dalam mengerjakan urusan rumah tangga mulai dari mencuci, menyapu, mengepel, memasak, menjaga anak, berbelanja kebutuhan rumah tangga dan membereskan rumah. Suami yang bisa diandalka oleh anak dan istri. Bukan suami yang hanya terampil menyuruh, membentak, marah bila melihat sesuatu di rumah yang tidak menyenangkan hatinya. Inti dari keharmonisan dan keutuhan rumah tangga ada di tangan suami. Istri hanya mengisi kerangka yang sudah dibuat oleh suami, istri hanya sebagai pelaksana harian. Suami yang memiliki visi dan misi berumah tangga yang kokoh dilandasi oleh keinginan membuat rumahku syurgaku akan berjuang dalam mendidik anak istrinya untuk taat pada Allah SWT. 

Ya Allah, semoga suatu hari nanti ketika saya mempunyai suami dan hidup berumah tangga. saya bisa mengikuti jejak pak Habibie dan ibu Ainun... aminn...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

milanku

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]