Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah - Follow @St_Mardhiah

Selasa, 08 November 2011

BILA AKU JATUH CINTA


"Ya… aku jatuh cinta". Tanpa

ragu-ragu kalimat itu keluar dari mulutku. Menampar segala keangkuhan.

Menenggelamkan segala kesombongan. Menaklukan kepongahan diri sendiri..

sahabatku terperangah, tidak menduga aku jatuh cinta. Cinta yang tulus.

Cinta yang bening. Cinta yang apa adanya. Cinta yang tanpa syarat. Cinta

yang akan memberikan apa yang ada di hidupku demi mendapatkan cintanya.



"Bagaimana bisa engkau mencintainya?

Siapakah yang telah membuat engkau mencintainya?

Apa yang membuat engkau mencintainya?

Ia terus mengejarku dengan pertanyaan yang menunjukkan kebingungannya.

"Kepada yang …..". aku berhenti "Aku selalu jatuh cinta" lanjutku.

"Bukankah dia bukan orang kita. bukankah dia diluar golongan kita?". Ia masih tidak terima.



"saudaraku…

ketika lahir engkau hanya bernama bayi manusia. Tidak yang lainya, lalu

kedua orang tuamu ‘yuhawidaanika’, ‘wa yunasiraanika’,’ wa

yumajisaanika’. Bersukurlah karena engkau terlahir dari rahim seorang

muslimah, hingga tidak perlu susah mencari hidayah. Semenjak lahir di

telingamu telah bergema ‘ayat-ayat Allah’. Ayo nak kita meraih

‘prosperity’, meraih kesejahteraan, meraih ‘kesuksesan’.

Jangan

engkau duhai saudaraku mempersulit diri sendiri untuk meraih kesuksesan

dalam hidupmu dengan membatasi mengambil ilmu syar`i yang wajib dituntut

semua orang muslim.Memandang bahwa pendapat orang lain salah tanpa

mengujinya terlebih dahulu,tanpa mencari dalil terlebih dahulu,lalu

meyakininya …” Aku memandangnya. Mencari di wajahnya ‘reaksi’.



"kamu mencintainya, akan setia selalu kepadanya!! sudahkah katamu kau pikirkan.

Kata

itu berbahaya! Kata yang akan menyeret kamu untuk menganggumi apa saja

yang ada padanya. Dan bisa menjerumuskan dirimu untuk mengikuti

perintahnya meskipun perintah itu tidak engkau senangi atau bahkan sesat

dan menyesatkan engkau”. Ia masih membantah.



“Saudaraku… aku

setuju dengan pendapatmu. Bahwa kekaguman atas seseorang telah banyak

menyesatkan saudara kita yang lain. Terjerumus kepada ketundukan untuk

mengambil semua pendapat dari orang yang ia kagumi itu, tanpa

menyaringnya.

Asal perkataaan itu dari orang yang ia jatuh cinta

kepadanya – secara ke ilmuan – ia langsung ambil dan adobsi menjadi

bagian dari pendapatnya. Meskipun pendapat itu menyesatkan banyak

pemikiran orang yang jauh lebih benar dari orang yang ia cintainya itu.

Lalu menyebarkan pendapat yang salah itu ke tengah masyarakat.”



aku

kira banyak yang bisa menjadi contoh begitu banyak kaum muda muslim

Indonesia menjadikan mereka itu idola. Mengikuti seluruh pendapatnya

tanpa mengujinya dengan kritis. Menyebarkan Hermeneutikanya Nasr Hamid

dalam mengkaji al-qur’an untuk menggantikan metode tafsir salafus sholeh

kita. Yang akhirnya membawa mereka untuk mentekstualkan al-qur’an,

bahwa al-Qur’an hanyalah ‘Mumtaz tsaqofi’ atau hasil budaya manusia.

Bahkan salah seorang pengarang dalam - bukunya - sampai berani menyuruh

orang agar tidak menganggap al-Qur’an itu sakral. sebab al-Qur’an itu

hanyalah trik yang dibuat orang orang quraisy dengan tujuan agar

orang-orang Quraisy itu bisa menguasai zajirah Arab”.





“Mereka

yang mencintai habis kepada tokoh yang mereka kagumi kepandaiannya itu.

Dan tidak menyisakan cintanya kepada ulama’-Ulama' salaf dengan segala

keagungan kepribadian dan kebesaran karya tulisnya. Buta matanya – tidak

lagi ia gunakan untuk melihat bagaimana syahsiah tokohnya itu dibanding

dengan ahklak ulama’ ulama’ salaf dahulu. Sehingga Imam malik, imam

hanafi, Imam assyafi’I dan imam hambali tidak lagi dipakai. Dan

dimasukan lemari es lalu dikunci. Sudah mengarkeologi. sudah tidak

mungkin bisa diterapkan lagi untuk menyelesaikan permasalahan

kontemporer ummat Islam. Mereka bilang, bahwa ummat Islam akan tetap

terpuruk bahkan mati, jika tetap berada pada kesadaran masa lalu”



“saudaraku…

mereka itu generasi bingung! Generasi yang sudah kesusahan untuk

menemukan kebenaran. Kepalanya sudah terkontiminasi dengan filsafat.

Sehingga apa saja ingin mereka bongkar, termasuk syari’ah yang secara

nash merupakan kebenaran pun tidak lepas dari pembongkaran mereka.

Kepala mereka dipenuhi relativisme. Dengar aja mereka bicara... lalu

hitung berapa kali kalimat relative itu keluar dari mulutnya?"



“Ah..

itukan relative. Tergantung dari sisi mana anda melihat”, “Janganlah

suka menyalahkan, menghukumi, memfatwakan orang lain sesat dan lain

sebagainya. Siapa sebenarnya yang sesat si Aatau si B. Bisa jadi yang

sesat itu si A karena telah menghukumi orang lain dengan nama TUHAN. Apa

betul yang di fatwakan si A adalah apa yang diinginkan TUHAN. Siapa

yang berhak mengklaim paling tahu apa yang diinginkan oleh TUHAN.

Jangan-jangan si B lah yang betul dan fatwa si A yang sesat. Hargailah

kebebasan orang untuk mengekspresikan cara ia mencintai TUHANnya, tidak

usahlah saling menyesatkan”.



Lihat saudaraku.. betapa semuanya menjadi relative, tidak ada kebenaran yang bisa mereka pegang". Aku mengatur nafas.

berbicara tentang mereka ini terlalu menguras emosi.

sebenarnya

sih aku ingin berlatih untuk mencintai dan membenci, sekedarnya.

Secukupnya, seperlunya, mencintai dengan cinta yang sederhana.

membenci dengan kebencian yang sederhana.

namun rupanya untuk kelompok bingung ini, emosiku sulit terkontrol nich...!!

setelah kunikmati ekspresi saudara bandelku ini, aku teruskan penjelaskanku!



“kalau

kemudian aku mengatakan bahwa ‘aku mencintai Dia dan selalu akan

menuruti apa yang diperintahkan dan bahkan aku akan berusaha selalu

tidak melanggar larangannya . Masak kamu tidak percaya padaku..

bahwa

dalam hatiku ini ada cinta yang begitu menggebu . Insya Allah,

jelek-jelek begini saudaramu ini, bisalah membedakan mana yang baik,

mana yang tidak. Aku nih bukan termasuk ‘kelompok bingung’ mereka..

yakinlah bahwa kalimatku itu bisa aku pertanggung jawabkan insya Allah,

duh saudara … percayalah padaku..”



“Aku tidak percaya..”sahut saudaraku



Saudaraku,pernahkah engkau membaca atau mendengar sebuah bait syair ini,



``Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…

Meskipun ia merasakan manisnya cinta…

Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…

Karena takut berpisah atau karena rindu…



Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…

Namun, bila kekasihnya dekat…

Ia menangis karena takut berpisah…



Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…

Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…

Pelakunya memang merasakan kenikmatan…

Namun, sebenarnya…

Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…



Saudaraku itulah perkataan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam salah satu kitab beliau,

Tapi

saudaraku,percayalah, cintaku padanya tidaklah akan membawa

kesengsaraan,tidak akan membuat sakit hati dan aku sangat yakin bahwa

aku tidak salah jatuh cinta.

Dan aku juga yakin ,bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan cintaku.

Bahkan

aku sangat yakin dengan cinta dan kasih sayangnya,dan bahkan aku berani

bersumpah demi jiwaku yang ada di genggamaNya,janji-janji Dia semua

pasti akan di tepati.



Akhirnya dengan ekspresi wajah yang masih

menunjukkan kebingungannya,dia Cuma bisa mengangguk-anggukan kepalanya

.maka saudaraku izinkan aku untuk mengambil jeda walau sejenak untuk

membuktikan cintaku padaNya,aku akan berusaha melaksanakan perintahNya.

Saudaraku

maafkan aku bila suatu hari nanti aku lama tidak engkau temui,mungkin

engkau akan bertanya –tanya dalam hatimu,tapi saudaraku ,tidak usah

engkau cemaskan diri ini,insyallah aku akan baik-baik saja.

Saudaraku

,aku hanya mengharap doa mu semoga aku dapat meraih keridhoan dan

cintaNYa,dan di sini aku juga akan selalu berdoa untukmu saudaraku

semoga engkau juga akan seperti aku,mengharap ridho dan cintaNYa.



Setelah semua aku jelaskan akhirnya saudaraku ,engkau faham akan cintaku.

Kepada siapa sebenarnya cinta ini aku tambatkan.ya aku yakin engkau akan mengerti.

Dan

aku yakin engkau juga merasakan cinta yang sama denganku,bukan kah

begitu saudaraku?.Sehingga aku yakin bahwa aku tidak akan sengsara,dan

aku tidak akan kecewa dan bahkan tidak akan sakit hati.



Maka saudaraku marilah kita buktikan cinta kita kepada NYa

Ayo kita berlomba-lomba siapa yang paling baik pembuktian cintanya.

Semoga ,aku,engkau,dan kita semua akan di pertemukan di kautsarnya.

Amiin



Wallahu a’lam. Subahanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ila hailla anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.



yang tengah di rundung rindu



Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

milanku

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]